Skip to main content

Posts

Jangan jadi biasa?

Setiap orang, memiliki jalan kehidupan yang berbeda. Ada yang pada umur 26 tahun ia sudah menjadi CEO di suatu perusahaan, ada yang pada umur segitu ia menjadi staff, ada juga yang pada umur segitu, ia sudah bertemu dengan Sang Pencipta. Umur dan nasib, memang tiada seorangpun di dunia ini yang tau. Sampai kapan kah kita hidup di dunia ini, akan menjadi apakah diri kita nanti nya,semua hanya Allah SWT Sang Pencipta yang Maha Tahu.  Kawan, hidup ini hanya sebentar. Umur rata-rata manusia saat ini adalah seperti panutan kita, Nabi Muhammad SAW. Terlalu sebentar jika hanya kita gunakan untuk hal hal biasa saja.  Kita diciptakan oleh Allah SWT sebagai seseorang yang SPESIAL. TIDAK ADA SEORANGPUN DI DUNIA INI YANG SAMA PERSIS (IDENTIK). Maka dari itu, jadilah diri kita sendiri.  Mulai saat ini, lakukan apa yang ingin kita lakukan selama itu positif! Kamu pengen nulis? Tulis lah! Ga bawa pulpen? Ada Hape! Jangan Biasa kan hidup kita dengan seribu alasan untuk melakukan satu tindakan. Rubah p

Mau kemana hidup kita?

Kurang lebih 25 tahun sudah aku hidup, menikmati apa yang telah Allah SWT, Tuhan semesta alam, berikan di dunia ini. Waktu yang cukup lama. Aku bersyukur masih diberikan umur hingga hari ini. Setelah membaca tulisan istriku di instagram tentang tekad, aku jadi tersadar. Selama ini, kemanakah arah tujuan hidup ku? Ya, tujuan hidup ku memang selalu berubah. Waktu kecil, ketika aku ditanya ingin menjadi apa, aku menjawab seperti layaknya anak kecil lain. "Ingin menjadi dokter Bu Guru!", jawabku singkat  Well, menurutku itu masih dalam tahap wajar. Ketika wawasan ketika kecil masih belum terbuka luas. Untuk anak seumuranku yang tinggal di kota kecil itu merupakan jawaban yang lumrah. Beranjak SMP, ketika aku mulai mengenal dunia musik, tujuan hidup ku perlahan mulai berubah. Tatapan mataku terpana ketika melihat Axl Rose bernyanyi di panggung, meliak liuk berlari kesana kemari sambil menyanyikan lagu Sweet Child O'Mine di iringi dengan suara gesekan gitar dari Slash. Mereka s

Syukuri apa yang kita miliki saat ini

Hari ini, merupakan sebuah hari yang tidak berbeda dari hari yang lainnya. Diawali dengan bangun pagi, shalat subuh, sedikit bermunajat kepada Sang Pencipta, dan berangkat ke kantor untuk mencari sesuap nasi dan sebongkah berlian. Pagi hari selalu aku awali dengan optimisme, dengan iringan doa dan harapan bahwa hari ini harus menjadi lebih baik dari hari kemarin. Dimulai dengan membuka komputer, lalu melihat to do list apa yang harus aku kerjakan hari ini. Memilah mana prioritas dan mana yang bukan. Yah, itulah keseharianku sehari - hari. Aku bersyukur masih bisa menjalani hari ini. Oya, di pagi hari tadi, ketika dalam perjalanan, di jembatan penyeberangan di depan kantor, aku melihat seorang gadis sedang berjalan membawa tongkat, dengan tangannya memegang erat badan temannya. Disaat itu, aku yang tadinya sedang galau, sedang berkeluh kesah karena seseorang yang aku sayangi tiba - tiba berubah sikap entah mengapa (hal ini membuat malamku menjadi horor memikirkannya), langsun

Bedakanlah Antara Bungkus dan Isi

Bungkusnya menarik, isinya enak! Bedakanlah apa itu "bungkus"nya, dan apa itu "isi"nya ... Makan enak hanya bungkusnya, Gizi, Energi dan Sehat itu isinya ... Rumah yang indah itu hanya bungkusnya, keluarga bahagia itu isinya ... Pesta pernikahan hanya bungkusnya, cinta kasih, pengertian & tanggung jawab itu isinya ... Kecantikan dan ketampanan hanya bungkusnya, kepribadian & hati itu isinya ... Bicara itu hanya bungkusnya, kenyataan itu isinya ... Utamakanlah isinya, ,serta tetaplah merawat bungkusnya dengan baik...  *edisi renungan malam setelah membaca dari beberapa sumber

Cemas!!

Mungkin, seperti ini gambaran perasaan aku malam ini Sebenarnya, aku bingung. Aku bingung, aku bingung, dan ya aku bingung. Inikah namanya Cinta, Oh inikah cinta, cinta pada jumpa pertama. Ya mungkin itulah yang aku rasakan pada dirinya. Dan saat ini, hingga detik saat tulisan ini aku buat, aku masih mencintainya!! Lalu, apa hubungannya dengan cemas? Ya, itulah yang aku rasakan malam ini. Aku cemas, menanti kabar darinya. Dari seseorang yang aku cintai. Apakah aku berbuat salah (kembali) kepadanya? Entahlah, ketidakpastian kabar dan perasaan dari dirinya sungguh sangat membuat aku cemas. Jujur saja, dalam lubuk hati kecilku yang terdalam, tidak ada rasa sedikitpun ingin melukai hatinya. Sungguh!! Malam ini, kusendiri, tiada yang menemani. Hem, mungkin. Tapi menurut aku itu salah. Karena aku masih punya Allah SWT. Tuhan Semesta Alam, yang selalu menemani hambaNya kapanpun dan dimanapun. Saat ini, aku hanya bisa memohon petunjuk dariNya. Apa yang harus aku lakukan, apa yang haru

Unik!!

Ini hanya ilustrasi Menurutku, ada suatu hal yang membuat ciptaan Allah SWT yang satu ini begitu membuatku tertarik. Di satu sisi, aku terkadang mulai kesal, karena aku dibuat bingung. Tapi di sisi yang lain, aku mencoba untuk mengambil hal positif dari setiap apa yang sudah Allah berikan ke aku. Tingkah lakunya, membuatku penasaran. Unik!! Mungkin satu kata itu bisa menggambarkan tentang dirinya. Pada hari yang sama, dengan rentang waktu yang hanya berbeda beberapa menit, dia dapat berubah. Secepat itukah? Ya, menurut aku begitu cepat dia berubah. Layaknya Power Ranger yang dapat bertransformasi sesegera mungkin apabila bertemu monster. Apakah dia salah satu dari personel Power Ranger dan aku monsternya? Hemmm, menarik!! But, apapun itu. Gada yang sempurna di dunia ini. Aku sadar, aku cuma manusia biasa. Aku bukan Nabi yang bisa sempurna, ku tak luput dari dosa (Loh kok kaya lagu AAC). Intinya, aku akan coba nerima apapun kekurangan yang ia milliki, dan aku harap, d

Tahun Baru, Harapan Baru (Part 2)

Melanjutkan kisah dari Tahun Baru, Harapan Baru (Part 1) akhirnya setelah sekian detik menunggu, pujaan hati yang aku tunggu - tunggu kehadirannya keluar dari pintu gerbang kos nya, dan menemuiku yang masih terduduk di motor bututku. Ketika ia muncul menemuiku, hatiku langsung berdegup kencang, aliran darahku langsung berhenti sejenak, mengagumi kecantikan dan aura positif yang muncul dari dalam dirinya. Sejenak, aku mengucap syukur alhamdulillah kepada Yang Maha Kuasa, karena telah dipertemukan dengan dirinya. Aku merasa menjadi orang paling beruntung di dunia saat itu :) Aku dipersilakan untuk duduk di depan kosnya, sembari menunggu kabar perjuangan kawanku dari Bogor yang sedang menuju ke Jakarta. "Tek Tek Tek Tek Tekkk", begitulah bunyinya. Harmoni suara dari pertemuan antara dua buah kayu terdengar indah di telingaku. Abang tukang sate lewat di depan kosnya, dan karena jarum jam sudah menunjukan sekitar pukul 19.40 saat itu, dan perut kami sudah keroncongan, ma