Skip to main content

Tahun Baru, Harapan Baru (Part 2)

Melanjutkan kisah dari Tahun Baru, Harapan Baru (Part 1) akhirnya setelah sekian detik menunggu, pujaan hati yang aku tunggu - tunggu kehadirannya keluar dari pintu gerbang kos nya, dan menemuiku yang masih terduduk di motor bututku.

Ketika ia muncul menemuiku, hatiku langsung berdegup kencang, aliran darahku langsung berhenti sejenak, mengagumi kecantikan dan aura positif yang muncul dari dalam dirinya. Sejenak, aku mengucap syukur alhamdulillah kepada Yang Maha Kuasa, karena telah dipertemukan dengan dirinya. Aku merasa menjadi orang paling beruntung di dunia saat itu :)

Aku dipersilakan untuk duduk di depan kosnya, sembari menunggu kabar perjuangan kawanku dari Bogor yang sedang menuju ke Jakarta. "Tek Tek Tek Tek Tekkk", begitulah bunyinya. Harmoni suara dari pertemuan antara dua buah kayu terdengar indah di telingaku. Abang tukang sate lewat di depan kosnya, dan karena jarum jam sudah menunjukan sekitar pukul 19.40 saat itu, dan perut kami sudah keroncongan, maka kekasihku mengambil inisiatif untuk membeli sate ayam tersebut. 

Di depan kosnya, kami mulai menyantap sate ayam yang menurut aku lezat. Entah karena aku makan bersama orang yang aku cintai sehingga itu lezat, ataukah memang sate ayamnya yang lezat. I don't know and i don't want to know it!! Malam itu terasa begitu indah untukku, di iringi suara dentuman petasan dari anak anak tetangga, kami menyantap satu porsi sate tersebut bersama - sama. Bukan karena kami tidak mampu membeli dua porsi sate, tetapi dikarenakan prinsip kemubaziran apabila tidak habis, dan prinsip jadikan ini sebagai cemilan penunda lapar, maka kami hanya pesan satu porsi.
Setelah perut kami sudah terisi dan sudah mulai bertenaga, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Mall Grand Indonesia seperti yang sudah kita sepakati dalam perundingan sebelumnya. Pada awalnya, kami memesan Go Car untuk menuju kesana. Sekian lama menunggu tidak ada yang mengambi pesanan kami, Yeay!! Akhirnya ada satu orang yang mau mengambil pesanan kami. Kami merasa senang pada saat itu, sama senangnya seperti ketika pertama kali aku dimandikan oleh Ibuku waktu kecil. 

"Uuuuuu uu uuu. You and I go hard at each other like we're going to war." Hapeku berbunyi, memunculkan nomor dari orang yang tidak aku kenal. Siapakah gerangan yang menelpon, apakah fans? Oh aku rasa tidak mungkin, karena aku bukanlah artis. Oke, skip skip!!

Ternyata abang Go Car lah yang menelepon. Kamipun senang pada awalnya. Di telepon tersebut babang Go Car berkata, bahwa dia salah pencet tombol accept. Dan karena saldo saya sudah terpotong,  akhirnya dia berinisiatif untuk mengirim kembali saldo Go Pay saya. Ya, di satu sisi saya kecewa, di satu sisi saya merasa beruntung karena saya mendapatkan kesempatan untuk memutar Go Point. Yeaahhhh!!!

Atas inisiatif kekasihku, maka kita memutuskan untuk memesan dua Gojek  untuk menuju kesana. Disini aku merasa bersyukur sekali, karena kekasihku ini selain cantik, pintar, baik hati, rajin menabung dan tidak sombong, serta mempunyai inisiatif yang tinggi. Wah istriable banget lah ibaratnya!!!

Sampailah kita di tempat tujuan, dengan petunjuk dari babang Gojek yang melewati jalur yang super sempit yang mungkin tidak ada di peta. Yang bahkan mungkin waze or google maps akan bingung ketika disuruh menunjukan jalan dari kos kekasihku ke Mall GI. Thanks bang, kalian keren!! Kalian ibarat oasis di tengah gurun sahara.

Sampai di GI, aku mencoba untuk menghubungi kawanku. Ternyata ia masih belum sampai juga. Ya, mungkin karena malam tahun baru, jadi keretanya macet karena salip - salipan dengan kereta lain. Begitulah alasan temanku. Dan akupun percaya dengan alasan bodoh tersebut. How Stupid I am!! Hahaha!!

Kita memutuskan untuk mencari minum dulu, karena perjalanan yang lumayan menguras dahaga kami. Akhirnya kita mencari chat time. Sampai disana, kita belum berkata apa - apa, mas mas penjual sudah berkata duluan. "Hanya tinggal jus yaaa", seperti itulah bunyinya. Akhirnya, apa boleh buat, kami membeli Chat time rasa Yogurt, rasa kesukaan kekasihku.
Detik demi detik berlalu, menitpun silih berganti. Malam sudah semakin larut, kawanku dan kekasihnya tak kunjung nampak. Karena aku sudah lapar lagi, akupun mengajak kekasihku untuk mencari makan dan menunggu kawanku di tempat makan saja. Pilihan akhirnya jatuh kepada makan Yoshinoya. Dan karena malam perayaan tahun baru, mau makan disitu saja harus antri layaknya ibu - ibu mengantri di saat pemerintah mengadakan bazar sembako.

Tidak lama berselang setelah kita selesai membeli makanan, kawanku itu datang dengan kekasihnya.
Kita bercengkrama, saling berkenalan satu sama lain, dan menyantap hidangan makan malam yang telah dibeli. Cekrek Cekrek Krekkkk!! Tidak lupa kami berswafoto alias wefie untuk mengabadikan momen tersebut. (Notes : Kekasihku yang paling cantik yang pake kerudung coklat ya :p)

Setelah perjuangan yang panjang, akhirnya kita berkumpul juga
Setelah energi mencukupi, kamipun berjalan kaki menuju ke bundaran HI, dimana lokasi utama kembang api berada. Dengan melewati ribuan umat manusia yang berkumpul disitu, dengan tertatih tatih tetapi dengan penuh semangat kita melewati itu semua, hingga sampailah kita di lokasi, di bundaran HI.

Duar Duar Duar. Fyuuu Fyuu Fyuuu. Cetar Cetar!!! Uwa Uwa Uwaa wooow!!! Begitulah kira - kira bunyi suara kembang api dicampur dengan bunyi orang - orang yang takjub melihat keindahan kembang api tersebut. 

Dalam kerumunan orang tersebut, kami melihat tiga orang wanita yang terlihat berbeda dari yang lain. Mereka terlihat berbeda karena tubuh mereka yang lebih besar, dan wajah mereka yang tidak seperti wajah kami. Ya, mereka adalah bule yang sedang melancong entah dari mana asalnya. Kalau aku dengar dari logatnya, yang seperti ke barat baratan tetapi tidak terlalu ke arah barat, mungkin mereka dari espanola. Entahlah, maafkan jika aku salah.

Puncak perayaan tahun baru telah tiba, waktu menunjukan pukul 00.00 Wib, kembang api mulai berseluncuran di langit jakarta yang cerah,dan pemandangan disitu sungguh begitu indah. Yang membuat indah menurutku bukan hanya kembang apinya, tetapi karena disampingku terdapat sesosok wanita yang sangat aku cintai. Aku lebih senang melihat pantulan kembang api dari mata indahnya. Itu jauh lebih indah dari kembang api manapun di dunia!! Pada saat itu, aku merasa sangat bahagia, dapat merayakan pergantian tahun baru bersamanya.
Happy New Year!!! Welcome 2018!!

Happy New Year 2018!!

Seelah itu, aku dan kekasihku bertukar surat seperti yang sudah direncanakan. Kurang lebih tepat setelah kita memasuki tahun baru 2018. Perlahan, aku mulai membaca suratnya, dengan dia memperhatikan ekspresi wajahku ketika membaca. Entah kenapa dia sepertinya senang sekali memperhatikan ekspresi wajahku. Hemm...

Surat dimulai dengan salam darinya.

"Assalamualaikum Mas Arif..."

Semenjak kata pertama yang aku baca saja, bibirku sudah gemetar. Hatiku merasa sangat deg degan penasaran ingin membaca kata demi kata selanjutnya yang ia tulis. Kata demi kata aku baca, aku semakin terharu bahagia membacanya. Sebenarnya, aku ingin menangis bahagia ketika membacanya. Tetapi karena aku ingat aku adalah laki laki, dan disitu juga ramai, maka aku putuskan untuk menahan air mata bahagiaku, dan cukup aku menangis bahagia di dalam hati. Disitu aku sangat bersyukur memilikinya. Untaian katanya lembut, penuh makna, sangat membahagikan hatiku. Cukuplah aku yang tahu apa isi dari surat itu, karena aku sudah berjanji dengannya. Apabila kamu membaca tulisan ini kekasihku, aku hanya bisa berharap, semoga apa yang kamu tulis di surat tersebut dikabulkan oleh Allah SWT. Aamin ya rabbal alamin :)

Setelah semua rangkaian acara perayaan malam tahun baru selesai, kita duduk sejenak di pinggir kolam, melemaskan kaki yang sedari tadi berdiri tegak. Lalu tidak lama, kita mulai berjalan menuju ke stasiun sudirman. Kami mengantar kawanku dulu ke stasiun.  Dari stasiun itu, pertama niatnya adalah menggunakan jasa ojek online untuk ke kos. Akan tetapi, karena pesan ojek online susah, dan ternyata jarak antara stasiun sudirman dengan kos kekasihku cukup dekat, maka kekasihku mengajakku untuk berjalan kaki menuju kosnya.

Melemaskan kaki sejenak

Awalnya aku ragu, aku tidak tega membiarkan ia berjalan. Tetapi akhirnya aku mengiyakan ajakan kekasihku. Disini, lagi dan lagi, entah yang keberapa kalinya, aku merasa sangat bersyukur. Aku merasa sangat beruntung memilikinya. Seorang wanita yang bersahaja, sederhana, sungguh sudah sangat jarang ditemukan di kota metropolitan sebesar Jakarta. Terimakasih, Alhamdulillah Ya Allah Engkau sudah mempertemukanku dengan dirinya :)

Akhirnya, setelah berjalan sekian lama, sampailah kami di kosnya. Dan aku mengambil motor lawasku yang aku titipkan di kosnya, dan aku kembali ke kos aku. Yah, aku berharap semoga di malam perayaan tahun baru berikutnya, 2019, aku dan ia sudah tidak harus berbeda tempat tinggal. Tentu saja dalam keadaan yang sudah Halal. Aamin ya rabbal alamin.... :D







Comments

Popular posts from this blog

Tahun Baru, Harapan Baru (Part 1)

Finally, kita berkumpul di Grand Indonesia H-2 sebelum tahun 2017 berakhir, tepatnya 30 Desember 2017, aku belum memutuskan apakah akan merayakan malam pergantian tahun baru atau tidak. Hatiku masih gunda gulana, bingung apa keputusan yang harus diambil.  Aku buka hp jadulku, aku liat storyline media sosial instagramku, dari situlah sumber kegundahanku sebenarnya. Pro kontra mengenai perayaan malam pergantian tahun sudah memenuhi timeline ku. Dari yang mengharamkan merayakan malam pergantian tahun karena menyerupai suatu kaum, hingga kontra tentang pengajian atau muhasabah dalam memperingati pergantian tahun. Entahlah, semua itu membuat diriku, seorang yang awam akan agama, miskin akan ilmu, menjadi semakin bingung. Aku coba untuk menghubungi seorang kawan lamaku, kawan yang sudah aku kenal semenjak aku menggunakan seragam putih biru, ketika badan aku masih belum membengkak seperti ini, ketika muka aku masih unyu unyu jauh dari muka tua seperti saat ini. Ternyat...

Unik!!

Ini hanya ilustrasi Menurutku, ada suatu hal yang membuat ciptaan Allah SWT yang satu ini begitu membuatku tertarik. Di satu sisi, aku terkadang mulai kesal, karena aku dibuat bingung. Tapi di sisi yang lain, aku mencoba untuk mengambil hal positif dari setiap apa yang sudah Allah berikan ke aku. Tingkah lakunya, membuatku penasaran. Unik!! Mungkin satu kata itu bisa menggambarkan tentang dirinya. Pada hari yang sama, dengan rentang waktu yang hanya berbeda beberapa menit, dia dapat berubah. Secepat itukah? Ya, menurut aku begitu cepat dia berubah. Layaknya Power Ranger yang dapat bertransformasi sesegera mungkin apabila bertemu monster. Apakah dia salah satu dari personel Power Ranger dan aku monsternya? Hemmm, menarik!! But, apapun itu. Gada yang sempurna di dunia ini. Aku sadar, aku cuma manusia biasa. Aku bukan Nabi yang bisa sempurna, ku tak luput dari dosa (Loh kok kaya lagu AAC). Intinya, aku akan coba nerima apapun kekurangan yang ia milliki, dan aku harap, d...